Oleh : Suryanti Tidore
Kader DPC GMNI Kepulauan Sula.
Malut.net - Setiap tanggal 8 Maret diperingati sebagai Hari Perempuan Internasional atau International Women’s Day (IWD) sekaligus perayaan spesial bagi kaum hawa (perempuan) selain itu 8 Maret juga harus dimaknai sebagai hari pencapaian sosial, ekonomi, budaya, politik, dan perjuangan perempuan dalam mencapai kesetaraan gender dan hak-hak perempuan dalam konteks lainnya di seluruh dunia.
Dan 8 Maret tak hanya menjadi sebuah refleksi tetapi juga komplikasi dalam konteks keseteraan kedudukan perempuan yang tidak terlepas dari perubahan dan pembangunan bangsa khususnya di indonesia.
Berdasarkan data dari Kementerian Perempuan dan Pemberdayaan Anak, per-Januari 2024 lalu tercatat 3.267 kasus kekerasan yang dialami oleh perempuan. Dan hal ini masih belum terurai dan angka kekerasan masih menjadi hal yang kerap dan signifikan. Diskriminasi perempuan dalam skala kekerasan menjadi hal serius dan harusnya diperhatikan oleh dunia sehingga perempuan tidak dipandang sebagai objek reproduksi melainkan posisi, harkat, martabat dan kedudukan perempuan juga dapat dihormati sebagai pemimpin.
Perempuan saat ini menjadi objek yang stigma akibat kedudukan perempuan dalam konteks sosial sudah tidak lagi diperhatikan dengan baik. Akibatnya perempuan di nusantara ini malah dihardik atas kebebasannya dan stereotip gender yang mengakar subur di masyarakat seperti pandangan yang membatasi peran dan potensi perempuan serta objektifikasi perempuan dalam media pendidikan, politik, budaya dan serta kemerdekaan lainnya.
Tantangan yang kita dihadapi saat ini adalah kesadaran kritis yang belum ter-asah akibat hegemoni dan dominasi patriarki. Baik disektor domestik dan publik. Era digital ternyata belum menjadi kunci untuk membuka gembok kebebasan perempuan. Olehnya di kesempatan 8 Maret tahun 2025 ini semoga kesetaraan hak perempuan dapat diwujudkan.
Semoga dengan diperingatinya Hari Perempuan Internasional ini disadari sebagai media kebebasan terhadap perempuan yang harus dilindungi dari kekerasan baik secara fisik maupun verbal.