Malut Net

Investasi Strategis di Halbar : Pembangkit Listrik Panas Bumi dan Tambang Emas Siap Dongkrak Ekonomi Daerah

Opini 

Oleh : Muhammad Reza Pratama

Ketua Badko HMI Maluku Utara



Malut
.net
- Halmahera Barat tengah memasuki babak baru dalam pembangunan ekonomi daerah dengan adanya investasi strategis di sektor pertambangan emas dan pemanfaatan sumber daya panas bumi.

Setelah pelantikan di Istana Negara dan retreat di Magelang, Bupati Halmahera Barat langsung bergerak cepat dengan mengunjungi PT. Tri Usaha Baru (TUB) dan PT. Geodipa di Jakarta. 

Langkah ini menunjukkan keseriusan pemerintah daerah dalam mendorong investasi demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memperkuat kemandirian fiskal daerah.

Upaya Bupati Halmahera Barat dalam menghadirkan investasi berkelanjutan ini dinilai sebagai langkah maju dalam pembangunan ekonomi daerah. Investasi di sektor panas bumi di Idam Dehe, Jailolo, diharapkan dapat menjadi sumber energi terbarukan yang stabil dan ramah lingkungan serta memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi masyarakat sekitar. 

Dengan adanya proyek ini, diharapkan terjadi peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD), penyerapan tenaga kerja, serta penguatan infrastruktur energi di wilayah Halmahera Barat.

Salah satu proyek strategis yang diinisiasi adalah pemanfaatan sumber daya panas bumi di Idam Dehe, Jailolo, yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP). Ketua Bidang Teknologi dan Inovasi Digital Badan Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Maluku Utara, Muhammad Reza Pratama, menjelaskan bahwa secara teknis, PLTP bekerja dengan memanfaatkan panas dari dalam bumi untuk menghasilkan uap yang digunakan dalam menggerakkan turbin dan menghasilkan listrik.

Dari sisi teknis, sistem kerja PLTP terdiri dari beberapa tahapan utama. Pertama, sumur eksplorasi dibor hingga kedalaman tertentu untuk mencapai reservoir panas bumi yang mengandung air panas atau uap dengan suhu antara 150°C hingga 350°C. Uap panas yang dihasilkan kemudian dialirkan ke turbin yang terhubung dengan generator listrik. Setelah melewati turbin, uap dikondisikan kembali menjadi air dan dikembalikan ke dalam reservoir melalui sistem injeksi, sehingga siklus energi tetap berkelanjutan tanpa merusak keseimbangan geologi.

Menanggapi kekhawatiran masyarakat mengenai asumsi bahwa PLTP dapat menyebabkan gempa bumi, Muhammad Reza Lelaki Lulusan Pasca Sarjana Elektro ITB ini menegaskan bahwa teknologi yang digunakan dalam eksplorasi dan eksploitasi panas bumi telah berkembang pesat dan dirancang untuk menghindari dampak seismik yang signifikan.

"PLTP menggunakan sistem reinjeksi air ke dalam reservoir panas bumi untuk menjaga tekanan alami dalam tanah, sehingga tidak menimbulkan ketidakseimbangan geologi yang dapat memicu gempa bumi. Selain itu, berbagai studi geologi dan seismik dilakukan secara ketat sebelum eksplorasi dimulai guna memastikan keamanan infrastruktur dan lingkungan sekitar," jelasnya.

Dari sisi efisiensi, PLTP memiliki kapasitas faktor yang lebih tinggi dibandingkan dengan pembangkit listrik berbasis energi terbarukan lainnya seperti tenaga surya dan angin. PLTP dapat beroperasi hampir 24 jam sehari tanpa tergantung pada kondisi cuaca, sehingga menjadi solusi yang lebih stabil dan andal dalam penyediaan energi.

Dari sisi ekonomis, keberadaan PLTP akan memberikan multiplier effect bagi masyarakat sekitar, termasuk dalam bentuk peluang kerja, pertumbuhan ekonomi, serta peningkatan PAD. 

Selain itu, kehadiran infrastruktur energi berbasis panas bumi akan meningkatkan stabilitas pasokan listrik di wilayah Halmahera Barat, yang menjadi faktor penting dalam menarik lebih banyak investasi ke daerah tersebut. 

Dengan biaya operasional yang relatif rendah dibandingkan dengan pembangkit listrik berbasis bahan bakar fosil, PLTP juga berkontribusi dalam pengurangan emisi karbon.

Dari aspek sosial, ia menepis asumsi bahwa pembangkit listrik tenaga panas bumi berbahaya bagi lingkungan sekitar.

"Teknologi saat ini sudah sangat maju dan telah terbukti di berbagai daerah di Indonesia bahwa PLTP tidak menimbulkan dampak negatif signifikan terhadap masyarakat maupun ekosistem sekitar.

Justru, kehadiran proyek ini akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui program pemberdayaan yang akan dijalankan oleh pihak pengelola PLTP," tambahnya. Selain itu, sistem pemantauan lingkungan yang ketat diterapkan untuk memastikan bahwa dampak seismik dan perubahan ekosistem akibat eksploitasi panas bumi dapat diminimalisir.

Dukungan masyarakat terhadap proyek ini menjadi kunci utama dalam percepatan pembangunan Halmahera Barat. Dengan adanya komunikasi yang intens antara pemerintah daerah, investor, dan masyarakat, diharapkan proyek ini dapat berjalan dengan lancar dan membawa manfaat maksimal bagi seluruh lapisan masyarakat.

Dengan perencanaan matang dan dukungan penuh dari berbagai pihak, investasi ini tidak hanya akan meningkatkan ketahanan energi di Halmahera Barat tetapi juga membuka jalan bagi daerah ini untuk menjadi salah satu pusat pertumbuhan ekonomi baru di Indonesia Timur.

Baca Juga
Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak