Malut Net

Seorang Pedagang di Pasar Bastiong Ternate, Jual Buah Selama 13 Tahun



Dagangan milik Hesti, Foto : Julia Malut Net

Ternate
, Malut.net
- Hesti adalah salah seorang pedagang buah, mulai berdagang sejak tahun 2012 hingga tahun 2025 di pasar Bastiong, Kecamatan Ternate Selatan, Kota Ternate, Maluku Utara, untuk menghidupi keluarga. Sabtu 8 Maret 2025.

Ditemani sang suami Hesti berjualan di pasar, sepasang suami istri ini berjualan sejak pagi hingga menjelang malam hari demi kebutuhan mereka dalam kehidupan sehari hari.

Hesti saat disambangi awak media ini mengaku bahwa Impor buah mengalami penurunan drastis hingga pedagang keterbatasan mengambil stok buah untuk barang dagangan.

Hesti menyebutkan, bahwa pekerjaan yang ia miliki untuk kebutuhan keluarga, sebab dirinya bersama sang suami berjualan sejak tahun 2012 hingga 2025, mereka menjual dengan dua jenis dagangan yang mereka miliki.

 "Saya dan suami berjualan sejak tahun 2012, hingga 2025, kami menjual dengan dua jenis dagangan, ada dagangan impor tetap yaitu buah Anggur, Buah Apel, Buah semangka, Buah Jeruk, dan dagangan musiman seperti langsa, dan salak," akunya.

Dirinya mengaku, bahwa mereka sering kali mengalami keterbatasan stok pangan untuk berdagang akibat kehabisan stok pangan tetap dan stok pangan musiman.

"Kami terkadang keterbatasan stok pangan untuk dagang akibat kehabisan stok pangan tetap dan pangan musiman, pangan tetap impor dari luar negeri ke surabaya-ke Manado dan di impor ke Ternate, untuk musiman kami ambil dari Jailolo," tukasnya.

Hesti mengaku, sejak masuknya perusahaan stok pangan mulai turun drastis akibat perusahan lebih banyak membutuhkan stok untuk kebutuhan perusahaan dan harga pangan lebih tinggi di beli oleh perusahaan.

"Apabila kekurangan stok, kami masyarakat biasa beli dengan harga sesuai ketika stok buah telah banyak," kata Hesti dengan nada renda.

Hesti mengisahkan, bahwa selama 12 tahun dirinya berjualan dan sejak masuknya perusahan ia memiliki keterbatasan stok pangan.

"Selama 13 tahun kami berjualan dan masuknya perusahan kami memiliki keterbatasan stok pangan dagangan, kami juga mengalami resiko kerugian ketika ada pangan yang busuk saat beli dan harga buah semangka yang dulu kami di ambil dengan harga Rp 3 ribu kini menjadi Rp 10 ribu tetapi Alhamdulillah dengan dagangan buah bisa memenuhi kebutuhan keluarga. (Julia).

Baca Juga
Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak